Main Article Content

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah untuk melihat potensi Batik Bakaran di kab. Pati, Jawa Tengah yang mengalami pasang surut dan belum mampu bersaing dengan batik daerah lainnya. Batik Bakaran kembali digalakkan melalui program pemerintah ekonomi kreatif agar mampu bersaing di industri tingkat nasional. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data, menggunakan teknik “librarian research” dan “Interview”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah sudah memberikan dukungan terhadap para pengrajin Batik Bakaran untuk melakukan pengembangan melalui pelatihan SDM untuk merangsang inovasi pengrajin batik dalam hal penciptaan motif dan warna Batik Bakara agar lebih diminati konsumen. Namun ternyata hal tersebut belum mampu meningkatkan daya saing Batik Bakaran di industri nasional. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan kemampuan para pelaku industri batik bakaran yang meliputi: (1) kemampuan memperkokoh posisi pasarnya, (2) kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya, (3) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan (4) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.

Keywords

Batik Bakaran Ekoomi Kreatif Industri Kreatif

Article Details

Author Biographies

Usisa Rohmah, Universitas 17 Agustus 1945

Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan

Ardli Johan Kusuma, Universitas 17 Agustus 1945

Dosen Program Studi Ilmu Hubungan Internasional 

Fachry Rohilie, Universitas 17 Agustus 1945

Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan

How to Cite
Rohmah, U., Kusuma, A. J., & Rohilie, F. (2017). UPAYA PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN INDUSTRI BATIK BAKARAN DI KABUPATEN PATI MELALUI PROGRAM EKONOMI KREATIF. JIP (Jurnal Ilmu Pemerintahan) : Kajian Ilmu Pemerintahan Dan Politik Daerah, 2(2), 119-134. https://doi.org/10.24905/jip.2.2.2017.119-134

References

  1. Creative Economy Report. (2008). The Challenge Assesing the Creative Economy Towards Informed Policy Making. UNDP, UNCTAD.
  2. Howkins, J. (2001). The Creative Economy: How People Make Money from Ideas.Penguins Books, London.
  3. Saeful, Rahmat, Pupu. (2009). Penelitian Kualitatif. Jurnal Equiblibrium. Vol. 5, No. 9. Diakses dari: http://yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/Jurnal-Penelitian-Kualitatif.pdf
  4. S. Hamidin. (2010). Batik Warisan Budaya Asli Indonesia. Yogyakarta : Narasi.
  5. Saksoko H Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rusda Karya.
  6. Timbul Haryono. 2008. Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam Perspektif Arkeologi Seni. Yogyakarta : ISI Press Solo.
  7. UNCTAD (2004). Creative Industries and Development. São Paulo: United Nations.
  8. United Nations. (2010). Creative Economy Report 2010. Creative Economy: A Feasible Development Option. Collaborative EffortLedby United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) and United Nation Development Programe (UNDP) Special Unitfor South-South Cooperation. Diunduh hari rabu, 26 Juli 2017 dari:http://www.unctad.org/creative-economy.
  9. Media Massa:
  10. www.finance.detik.com, 2017. Ikm Batik Serap Hampir 200000 Tenaga Kerja, diakses pada 10 Mei 2017. Dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3034022/ada-47000-ikm-batik-serap-hampir-200000-tenaga-kerja.
  11. www.uph.edu.com, 2012. Batik Sebagai Identitas Bangsa Indonesia. Diakses pada 2 Februari 2017. Dari http://www.uph.edu/id/component/wmnews/new/1270.html.
  12. www.patikab.go.id, 2014. Sejarah Batik Bakaran Juwana Pati. Diakses pada tanggal 3 Mei 2017. Dari https://www.patikab.go.id/v2/id/2014/08/09/sejarah-batik-bakaran-juwanapati/
  13. www.travel.tempo.com, 2013. Batik bakaran pati dari pasar lokal ke turis. Diakses pada tanggal 21 Juni 2017. Dari https://travel.tempo.co/read/news/2013/03/15/198467250/batik-bakaran-pati-dari-pasar-lokal-ke-turis
  14. www. Pikiran-rakyat.com, 2017. Jabar jadi salah satu objek survei data ekonomi kreatif. Diakses pada tanggal 23 juni 2017. Dari http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2017/07/06/jabar-jadi-salah-satu-objek-survei-data-ekonomi-kreatif-404619