Issue

Vol. 5 No. 1 (2020): JIP (Jurnal Ilmu Pemerintahan) : Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah

Dynamic Local Political Elite in Process for Proposing Regional Expansion

https://doi.org/10.24905/jip.5.1.2020.1-11
Hilal Ramdhani
Valina Singka Subekti
Universitas Indonesia

Corresponding Author(s) : Hilal Ramdhani

hilal.ramdhani18@gmail.com

Jurnal Ilmu Pemerintahan : Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah, Vol. 5 No. 1 (2020): JIP (Jurnal Ilmu Pemerintahan) : Kajian Ilmu Pemerintahan dan Politik Daerah

Abstract

Regional expansion though still in the moratorium stage, but political movements carried out by the local political elite are getting stronger at the local level. The dynamics of the local political elite in the process of proposing regional expansion is based on issues in the political elite that support, also reject. In the case of proposing the Cirebon Province, the regional division movement into a Province has been carried out since 2009, precisely when the Presidium for the Establishment of the Cirebon Province was declared, but until 2019 it could not form a solid coalition at the local level. This study uses a qualitative approach with case studies that use interviews, observation and documentation as data collection techniques. The results showed that until 2019 there had not been a solid coalition at the local level, because the issues of ethnicity, regional development, political history and natural resources became a tool used by local political elites to not join coalitions at the local level, these results showed differences with the case in Gorontalo and in Banten, when the political elite joined to fight for the division of the Province on the basis of the same political history.

Keywords

Dynamics of Political Elite Local Politics Elite Coalition Regional Expansion
Ramdhani, H., & Singka Subekti, V. (2020). Dynamic Local Political Elite in Process for Proposing Regional Expansion. Jurnal Ilmu Pemerintahan : Kajian Ilmu Pemerintahan Dan Politik Daerah, 5(1), 1–11. https://doi.org/10.24905/jip.5.1.2020.1-11
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)
BibTeX
References
  1. Abdussalam, S. (2019). Ridwan Kamil Tak Setuju Pembentukan Provinsi Bogor Raya, Lebih Setuju Pemekaran Kabupaten/Kota. [online] diakses dari https://jabar.tribunnews.com/2019/08/12/ridwan-kamil-tak-setuju-pembentukan-provinsi-bogor-raya-lebih-setuju-pemekaran-kabupatenkota
  2. Agustono, B. (2017). Rekonstruksi Identitas Etnik: Sejarah Sosial Politik Orang Pakpak Di Sumatera Utara 1958-2003. Masyarakat Indonesia, 37(1), 165-184.
  3. Arianti, N. N., & Cahyadinata, I. (2016). Kajian Dampak Pemekaran Wilayah Terhadap Kesenjangan Ekonomi Antar Daerah Pesisir di Provinsi Bengkulu. Jurnal Agrisep Universitas Bengkulu, 15(1), 73792.
  4. Baldassarri, D., & Bearman, P. (2007). Dynamics of political polarization. American sociological review, 72(5), 784-811.
  5. Bank, A., & Karadag, R. (2013). The ‘Ankara Moment’: the politics of Turkey’s regional power in the Middle East, 2007–11. Third World Quarterly, 34(2), 287-304.
  6. DetikNews. (2008). 8.000 Orang Berkongres Tuntut Pembentukan Provinsi Cirebon. [online]. Diakses dari https://news.detik.com/berita/890024/8000-orang-berkongres-tuntut-pembentukan-provinsi-cirebon
  7. Farida, A., Dharmawan, A. H., & Tonny, F. (2010). Pertarungan Gagasan Dan Kekuasaan Dalam Pemekaran Wilayah: Studi Kasus: Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo di Propinsi Jambi. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 4(2), hlm. 215-238.
  8. Haba, J. (2012). Etnisitas, Hubungan Sosial dan Konflik Di Kalimantan Barat. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 14(1), 31-52.
  9. Haboddin, M. (2012). Menguatnya Politik Identitas di Ranah Lokal. Jurnal Studi Pemerintahan, 3(1), 116-134.
  10. Hidayat, A. A. (2011). Provinsi Cirebon Berdiri, Provinsi Jawa Barat Pudar. [online] diakses dari https://www.kompasiana.com/atep_afia/550913b1a33311b4422e3b42/provinsi-cirebon-berdiri-provinsi-jawa-barat-pudar
  11. Hsieh, H. F., & Shannon, S. E. (2005). Three approaches to qualitative content analysis. Qualitative health research, 15(9), 1277-1288.
  12. Ibranif. (2012). Warga Kuningan Menolak Provinsi Cirebon. [online]. Diakses dari https://www.kaskus.co.id/thread/50a3aff8562acf3418000084/warga-kuningan-jabar-masuk-sini/
  13. Istania, R. (2009). Split Ticket Voting: Menumbuhkan Kegairahan Politik Lokal?. Jurnal Borneo Administrator, 5(1), 1-16.
  14. Jati, W. R. (2016). Inkonsistensi paradigma otonomi daerah di Indonesia: Dilema sentralisasi atau desentralisasi. Jurnal Konstitusi, 9(4), 743-770.
  15. Kimura, E. (2007). Marginality and opportunity in the periphery: the emergence of Gorontalo province in North Sulawesi. Indonesia, No 84, October, hlm. 71–95.
  16. Kimura, E. (2010). Proliferating provinces: Territorial politics in post-Suharto Indonesia. South East Asia Research, 18(3), 415-449.
  17. Lubis, K. F. (2013). Otonomi Daerah Untuk Penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia Otonomi Daerah Dan Pemekaran Wilayah. Jurnal Ilmiah Advokasi, 1(2), 46-60.
  18. Meteray, B. (2017). Dinamika Orang Papua dalam Nieuw Guinea Raad (NGR) 1961 dan Majelis Rakyat Papua (MRP) 2005 di Tanah Papua. Masyarakat Indonesia, 42(1), 77-103.
  19. Muqoyyidin, A. W. (2013). Pemekaran wilayah dan otonomi daerah pasca reformasi di Indonesia: Konsep, Fakta Empiris dan rekomendasi ke Depan. Jurnal Konstitusi, 10(2), 287-310.
  20. Nastain, I. (2012). Majalengka Ogah Ikut Wacana Provinsi Cirebon. [online]. Diakses dari https://news.okezone.com/read/2012/01/28/340/565334/majalengkaogah-ikut-wacana-provinsi-cirebon
  21. Nurhasanah, N., & Lambung, N. A. (2018). Analisis Hubungan DPRD Dan Pemerintah Kota Palangka Raya Pada Penyusunan Dan Penetapan Peraturan Tentang APBD. Pencerah Publik, 5(1), 1-9.
  22. Pribadi, Y. (2016). Pengembangan Masyarakat Muslim Pesisir Karangantu pada Masa Desentralisasi. Lembaran Masyarakat: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 2(2), 1-26.
  23. Rahardjo, B. (2019). Mendagri Tolak Pemekaran 314 Daerah. [online]. Diakses dari https://nasional.republika.co.id/berita/pzg3e7415/mendagri-tolak-pemekaran-314-daerah
  24. Ramdhani, H. (2020). Peran Presidium Pembentukan Provinsi Cirebon dalam Proses Pemekaran Provinsi Cirebon. Jurnal MODERAT, 6(1), hlm. 1-13.
  25. Rosmeli, S. E., & Nurhayani, S. E. (2014). Studi Komperatif Ketimpangan Wilayah Antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan, 3(1), 456-463.
  26. Rohmah, N. S. (2018). Elit Dan Pemekaran Daerah; Konflik Antar Elit Dalam Proses Pembentukan Provinsi Banten. CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 4(1), 90-105.
  27. Ruslan. H. (2012). Warga Majalengka Tolak Pembentukan Provinsi Cirebon. [online]. Diakses dari https://republika.co.id/berita/regional/jawa-barat/12/01/24/lyb0xw-warga-majalengka-tolak-pembentukan-provinsi-cirebon
  28. Sadewo, K. (2018). Satu Langkah Menuju Pemekaran Cirebon Timur dan Indramayu Barat?. [online]. Diakses dari http://cirebonplus.com/berita/bersiap-menyambut-pemekaran-cirebon-timur-dan-indramayu-barat/
  29. Santoso, L. (2012). Problematika Pemekaran Daerah Pasca Reformasi di Indonesia. Jurnal Supremasi Hukum, 1(2), 267-286.
  30. Singkoh, A., & Sela, R. L. (2013). Redesain Kantor Bupati Minahasa (Refleksi Budaya Sub-etnis Toulour Dalam Rancangan Arsitektur). Jurnal Arsitektur DASENG, 2(2), 1-11.
  31. Sudirman, S. (2012). Dinamika Politik Lokal Dalam Social Capital (Modal Sosial). Academica, 4(1), hlm. 741-840.
  32. Sulistiowati, R. (2014). Implementasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah pada Daerah Otonomi Baru (DOB). Sosiohumaniora, 16(3), 270-282.
  33. Suryawan, I. N. (2014). Desain Besar Penataan Daerah dan Dinamika Identitas Budaya di Provinsi Papua Barat. Kritis, Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin, 23(3), 1-18.
  34. Swasanany, W. T. (2016). Proses Formulasi Kebijakan Pembentukan Daerah Otonom Baru Di Indonesia (Perspektif Democratic Governance). Kajian, 18(2), 165-190.
  35. Syuhudi, M. I. (2016). Geliat Politik Identitas di Kota Manado. Harmoni, 15(2), 56-66.
  36. Tempo. (2009). Jawa Barat Didesak Setujui Pembentukan Provinsi Cirebon. [online]. Diakses dari https://nasional.tempo.co/read/205220/jawa-barat-didesak-setujui-pembentukan-provinsi-cirebon/full&view=ok
  37. Tempo. (2009). Presidium Pembentukan Provinsi Cirebon Deklarasikan Provinsi Cirebon. [online]. Diakses dari https://nasional.tempo.co/read/163726/presidium-pembentukan-provinsicirebon-deklarasikan-provinsi-cirebon
  38. Tirtosudarmo, R. (2005). Dimensi Etno-Politik Pemekaran Wilayah Dan Pilkada Beberapa Catatan dan Pemikiran. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 7(1), 23-46.
  39. White, M. D., & Marsh, E. E. (2006). Content analysis: A flexible methodology. Library trends, 55(1), 22-45.
  40. Winarno, B. (2004). Implementasi Konsep Reinventing Government Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Dialogue: Jurnal Ilmu Administrasi Dan Kebijakan Publik, 1(2), 1-24.
Read More

Author Biography

Valina Singka Subekti, Universitas Indonesia

Department Politic

Download this PDF file
PDF
Statistic
Read Counter : 935 Download : 679

Downloads

Download data is not yet available.