Main Article Content

Abstract

Demokrasi yang selama ini diidam-idamkan banyak rakyat untuk mencapai satu kesejahteraan, ternyata tidak lebih dari sekedar “mainan” yang dipermain oleh elit politik. Ungkapan “sinis” di atas akan diruaikan dalam tulisan ini guna melihat gambaran kekuatan politik yang berkuasa di arena demokrasi lokal di era reformasi. Penelitian ini penting untuk dibahas secara ilmiah karena besarnya harapan masyarakat untuk perbaikan politik (khusus untuk lokal) terutama setelah penerapan pasca reformasi otonomi daerah. Faktanya adalah demokrasi yang berjalan di tingkat lokal gagal untuk mensejahterakan dan membalikkan keadaan seperti yang diharapkan. Keuntungan dari posisi incumbent untuk menggunakan sumber daya kewarganegaraan pada frame birokrasi dan pelayanan publik kamuflase tercakup dalam "APBD" menimbulkan dampak negatif pada demokrasi. Adapun pertanyaan substansial dalam peneilitian ini adalah bagaimana relasi demokrasi dengan kekuatan pasangan incumbent, kekuatan incumbent serta actor yang bermain dalam pemilukada Bangka-Belitung tahun 2013. Adapun metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif khsusnya studi pustaka. Hasil EkoTrus sebagai incumbent memainkan semua peran dan sumberdaya untuk memenangkan pertarungan di Pemilukada Bangka Belitung tahun 2013.

Keywords

PEMILUKADA Belitung Inchumbet Demokrasi

Article Details

Author Biography

Andre Ristian

Peneliti Lintas Studi Demokrasi Lokal BangkaBelitung Indonesia
Indonesia

How to Cite
Ristian, A. (2016). Demokrasi dan Kekuasaan Politik Calon Incumbent. JIP (Jurnal Ilmu Pemerintahan) : Kajian Ilmu Pemerintahan Dan Politik Daerah, 1(1), 189-202. https://doi.org/10.24905/jip.1.1.2016.189-202

References

  1. Capuno, J. J. (2011). Incumbents and Innovations under Decentralization: An Empirical Exploration of Selected Local Governments in the Philippines. Asian Journal of Political Science. 19(1) : 48-73.
  2. Crouch, H. (2010). Political Reform in Indonesia After Soeharto, Institute of Southeast Asian studies. Singapore.
  3. Dahl, R.A. (1992). Demokrasi dan Para Pengkritiknya. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.Erb, Maribeth & Priyambudi Sulistiyanto. 2009. Deepening Democracy Indonesia?Direct Elections forLocal Leaders (Pilkada). Institute Of Southeast Asian Studies. Singapore.
  4. Lazarus, Jeffrey. (2008). Incumbent Vulnerability and Challenger Entry in Statewide Elections. American Politics Research. 36 (1) : 108-129.Vanhanen, Tatu. 1997. Prospect of Democracy a Study of 172 Countries. Routledge, London and New York.
  5. Schumpeter , J. (2013[1976]). Capitalism, Socialism, And Democracy. Ctk I.Yogyakarta Pustaka Pelajar
  6. Haugaard, M. (2010). Democracy, Political Power, and Authority. Social Research. 77(4): 2010.
  7. Koirudin. 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
  8. Yamin, Ilham. Democracy And Incumbent Political Power :Takalar Election 2007. Incodec IPDN.
  9. https://riangold.wordpress.com/2011/03/14/rekor-korupsi-di-indonesia-dari-30-gubernur-17-gubenur-dinonaktifkan-karena-korupsi/ Rekor Korupsi Di Indonesia, dari 30 Gubernur 17 Gubeenur Dinonaktifkan Karena Korupsi,
  10. Bangkapos.com akeses 12 Juni 2013.
  11. www.bangkapos.com Akses Januari 2014.